FOKUSMEDIANEWS.COM, KOTA BOGOR – Tata Sumanta sebenarnya memiliki profesi utama sebagai sopir truk. Namun selain piawai menyetir juga memiliki talenta lain berupa keahlian membuat kerajinan ukiran.
Tata sepertinya tak mau menyia-nyiakan waktunya terbuang percuma. Selain tetap menjalankan pekerjaanya sebagai sopir dia juga mengisi waktu luang dengan membuat kerajinan ukiran.
Karya seni ukir Tata lambat laut dikenal dan diminati oleh masyarakat disekitarnya. Bahkan informasi tersebut didengar pula oleh Wali Kota Bogor Bima.Arya.
Pada hari Rabu (29/3/2023), Bima Arya Beserta jajaran menyempatkan untuk mengunjungi tempat tinggal Tata yang juga rumah produksi kerajinan ukirnya di RW 08, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Wali Kota ingin melihat langsung proses seni ukiran kayu yang dibuat oleh Tata Sumanta.
“Sudah lama pak membuat ini, kalau buat yang besar bisa?,” tanya Bima Arya.
Tata menyampaikan keterbatasan dalam alat peoduksi yang dimilikinya. Saat ini masih menggunakan peralatan sederhana, seperti pahat dan pisau, belum memiliki peralaran yang mendukung untuk memproduksi ukuran yang besar.
Kemudian Bima Arya pun meminta aparatur wilayah juga memesan seni ukiran tersebut yang nanti bisa menjadi hiasan saat Hari Jadi Bogor (HJB).
“Ini bisa untuk HJB ya, dipesannya dari sekarang, jadi pas HJB nanti sudah jadi. Nanti pak camat bisa dibantu ini peralatan yang ukurannya apa, yang bisa kita bantu nanti dibantu,” kata Bima Arya.
Tata sendiri mengaku sementara belum fokus pada seni ukiran. Numun jika sudah bisa menghasilkan untuk memenuhi kebutuha keluarga, bisa saja lebih total berkarya memproduksi kerajinan ukir dan memasarkannya.
“Jadi sementara ini saya berkarya daripada waktu luang, kalau penghasilan utama ya dari sopir, tapi dari ukiran ini juga alhamdulilah membantu ,” katanya.
Kemampuan seni ukir itu didapat Tata dengan belajar sendiri dengan mencoba-coba. Saat ini ia pun memasarkan hasil karyanya ke warga sekitar dan melalui media youtube.
“Alhamdulillah sudah ada barang yang keluar beberapa, pembuatannya gak tentu waktunya, kalau ada panggilan sopir ya di tinggal dulu ukirannya, karena kan kalau sopir langsung jadi uang, kalau ukiran ini kan enggak bisa langsung laku. Jadi diutamakan bawa mobil dulu,” ujarnya.
Yang menjadi inspirasi bagi kita, bukan seberapa tinggi capaian dari seorang Tata Sumanta, tapi bagaimana memanfaatkan waktu dengan baik dan menyadari potensi lain yang pada dirinya, serta menggali potensi tersebut hingga membuka peluang baru dalam kehidupan. (*R)