FOKUSMEDIANEWS.COM, KOTA BOGOR – Pemerintah Kota Bogor meraih penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award 2023 predikat Pratama dari Kementerian Kesehatan RI.
Penghargaan diserahkan Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha
dan diterima langsung Wali Kota Bogor Bima Arya serta disaksikan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Selasa (28/11/2023).
STBM Award merupakan ajang apresiasi atas keberhasilan daerah dalam upaya percepatan perubahan perilaku masyarakat hidup sehat dengan tidak ada lagi buang air besar sembarangan (BABS).
Bima Arya mengatakan, Pemkot Bogor secara sistematis terus berkomitmen menghilangkan perilaku BABS atau open defecation free (ODF), mulai dari lingkungan terkecil, RT/RW, kelurahan, kecamatan.
“Sebanyak 68 kelurahan atau seluruh kelurahan yang ada di Kota Bogor sudah mendeklarasikan komitmen mereka untuk terbebas dari perilaku BABS atau ODF. Ini menjadi indikator utama tingkat kesejahteraan dan kemajuan peradaban sebuah wilayah. ODF bukan saja soal penghargaan kota bersih, melainkan soal kemanusiaan,” ungkap Bima Arya.
Komitmen penanganan ODF di Kota Bogor tidak saja dituangkan dalam kebijakan Pemkot Bogor, baik dari penganggaran maupun infrastruktur. “Tapi juga kultur masyarakat. Saya mengapresiasi atas kolaborasi yang sudah berjalan dengan baik, termasuk dengan pihak swasta. Komitmen ini harus dijaga terus,” ujar Bima Arya.
“Jadi, komitmen ini bukan hanya untuk mengejar penghargaan, tapi juga tekad untuk membangun sistem kesehatan. Harus bergerak bersama secara maksimal dan berkolaborasi,” kata Bima.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menambahkan, dalam upaya percepatan ODF, pihaknya juga melakukan inovasi dengan menghadirkan aplikasi Rereongan Akses Sanitasi Jamban Keluarga (Rasajaga).
“Di aplikasi Rasajaga, kami sudah ada data by name by address. Kami juga dibantu para Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang menjadi Direktur ODF melakukan pendataan, pemicuan dan menggalang CSR untuk bantuan penanganan melalui pembangunan septic tank komunal dan lainnya,” terang Retno.
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa populasi warga yang tinggal di kota kini semakin banyak. Di Indonesia sendiri diperkirakan ada 180 juta orang tinggal di kota dan diperkirakan akan naik pada 2030 mencapai 220 juta orang tinggal di kota. “Naiknya akan banyak dan padat dengan segala urusan dan permasalahannya karena orangnya makin banyak,” ungkap Budi.
Ia menyatakan, tantangan dari perubahan iklim dan dampaknya di perkotaan sangat besar. Begitu juga masalah kesehatan yang semakin kompleks. Budi menjelaskan dengan adanya fenomena urbanisasi dan perubahan iklim, masalah-masalah di perkotaan menjadi rumit. Oleh karena itu, masyarakat harus bisa menjaga lingkungannya. “Yakni lingkungan bersih, saluran air terus diperbaiki, masyarakat di edukasi, dan semuanya perlu diperbaiki,” pungkasnya. (*Rls)