FOKUSMEDIANEWS.COM, Jakarta – Film Before, Now and Then produksi Fourcolours Film dan Titimangsa, tercatat dalam Musiun Rekor Indonesia (MURI), sebagai film yang seluruhnya menggunakan bahasa sunda di Indonesia dan mengangkat budaya masyarakat sunda.
Pengakuan terhadap film Before, Now and Then ini diumumkan langsung oleh pendiri MURI Jaya Suprana dalam acara movie screening film tersebut, dikawasan Senayan Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2022) lalu.
Film yang menggambarkan kehidupan masyarakat sunda ini dibintangi Happy Salma, Ibunu Jamil, Arswendy Beningswara Nasution dan Laura Basuki ini mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan perempuan. Kehadirannya dipandang telah memberika inspirasi bagi masyarakat banyak.
Produser Film Before, Now and Then Jais Darga mengungkapkan, merasa bangga karena film tersebut mendapat apreasi dari MURI. “Suatu kehormatan bagi saya, terutama ketemu kembali dengan Pak Jaya Suprana (pendiri MURI), seorang yang jenius, cerdas dan banyak hal telah dilakukannya untuk Indonesia,” tuturnya, dilansir dari ANTARA.
Film Before, Now and Then menurut Jais Darga, diadaptasi dari novel roman biografi dirinya yang berjudul “Jais darga Namaku”, merupakan kado terakhir yang dipersembahkan untuk mendiang ibunya, Raden Nani Sunani, yang wafat tiga tahun lalu.
Lewat film ini, menurut Jais, ingin memperlihatkan kehidupan masyarakat sunda yang sebenarnya. “Karena orang sunda sendiri terkenal dengan bobodoran. Jadi kalau orang sunda bertemu lebih dari dua orang pasti heboh. Saya ingin memperlihatkan kepada generasi muda bahwa ini lho sunda,” ujarnya.
Sementara Penggagas Museum Rekor Indonedia (MURI) Jaya Suprana mengungkapkan kebanggaannya orang-orang yang hebat dan kreatif, serta mampu menginspirasi masyarakat.
“Kami bangga bertemu dengan orang-orang hebat, kreatif dan tangguh, yang memberikan manfaat untuk kemajuan bangsa. Indonesia membutuhkan orang-orang seperti yang terpilih hari ini, supaya bangsa kita tidak ketinggalan oleh bagsa lain,” ungkapnya.