FOKUSMEDIANEWS.COM, KAB SUKABUMI – Puluhan anggota Relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi melaksanakan latihan gabungan di Puncak Peuyeum, Kecamatan Gegerbitung. Latihan yang dilaksanakan relawan Sibat dari Kecamatan Gegerbitung dan Nyalindung Kabupaten Sukabumi ini, dilakukan selama dua hari, terhitung Sabtu -Minggu (4-5 Mei 2024).
Berdasarkan data yang dihimpun, kegiatan yang terselenggara atas kerjasama PMI Kabupaten Sukabumi, Atma Connect, dan Internet Society Foundation (ISF) ini, dilakukan selama dua sesi. Di mana, sesi pertama lebih ke pemberian materi dan keduanya praktek lapangan.
Field Director Atma Connect Indonesia Alfan Kasdar mengatakan, latihan ini diikuti sekitar 60 relawan sibat. Mereka merupakan relawan yang berasal dari dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang berpotensi bencana pergerakan tanah dan gempa buminya tinggi.
“Ini merupakan kegiatan rutin untuk peningkatan kapasitas relawan sibat. Jadi, setiap bulan mereka diberikan pelatihan secara tekmatik. Semisal penanggulangan respon bencana, first aid, manajemen posko dan sebagainya,” ujarnya, Minggu, 5 Mei 2024.
Menurutnya, kegiatan tersebut diharapkan memiliki kemampuan yang mumpuni. Sehingga, mereka bisa merespon dalam berbagai situasi kebencanaan.
“Hal ini pula yang membuat kami PMI dan Atma Connect untuk terus memberikan edukasi,” ucapnya.
Namun tak hanya itu saja, PMI bersama Atma Connect pun menyediakan jaringan internet di wilayah tersebut. Khususnya di Desa Ciengang dan Sukamaju. Mengingat daerah tersebut jaringan internetnya kurang lancar.
“Area di dua desa ini cukup beresiko,sementara akses jaringan minim. Makanya kami menyediakan fasilitas imternet bagi masyarakat,” ungkapnya.
Penyediaan jaringan internet tersebut, menurutnya untuk menanggulangi kebencanaan. Sehingga, masyarakat bisa berbagi informasi situasi di lingkungannya.
“Program ini, mendorong masyarakat agar memanfaatkan teknologi internet untuk kebencanaan,” bebernya.
Maka dari itu, masyarakat pun diberi pelatihan literasi digital.
“Kami juga mengajarkan mereka untuk memiliki kemampuan menulis dan sebagai jurnalis warga,” pungkasnya. (*rls)