FOKUSMEDIANEWS.COM, KOTA BOGOR – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, di Kota Bogor dari Januari sampai Maret tercatat ada 1.361 kasus DBD dengan angka kematian DBD delapan orang.
Hal itu disampaikan Syarifah Sofiah usai mengikuti rapat penanggulangan DBD di ruang rapat Manglayang, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (25/3/2024).
Menurut Syarifah, saat ini kasus DBD di Kota Bogor termasuk empat terbanyak di Jawa Barat. Namun, jika dibandingkan dengan 2023, angka kasus DBD di Kota Bogor menurun.
“Pj. Gubernur mengingatkan supaya gerakan PSN dan 3M Plus lebih masif lagi apalagi sekarang masuk musim pancaroba,” ujar Syarifah.
Syarifah menuturkan, di musim pancaroba ini setiap harinya berubah-ubah, terkadang hujan lebat namun kemudian hari berikutnya kemarau. Hal ini tentu akan menyebabkan adanya genangan air yang menjadi sarang bagi nyamuk Aedes Aegypti. Meski di Kota Bogor memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) satu rumah satu petugas, namun tetap harus ada kesadaran dari masyarakat untuk segera membersihkan jentik nyamuk.
“Apalagi katanya nyamuk Aedes Aegypti di musim ini memiliki kemampuan menggigit dua kali lebih banyak. Kami juga besok akan mengumpulkan kepala sekolah dan pondok pesantren agar bebersih jentik nyamuk, menghidupkan kembali UKS dan dokter anak karena pasien DBD didominasi anak-anak usia sekolah,” kata dia.
Empat kota/kabupaten dengan kasus DBD terbanyak, yakni Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Bogor.
Dikutip dari rilis resmi Diskominfo Kota Bogor, data per hari ini (25/3/2024) di Jawa Barat ada 11.729 kasus DB dengan jumlah meninggal 105 orang,(*rls)