FOKUSMEDIANEWS.COM, KOTA BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melaksanakan rembuk Stunting Kota Bogor 2023 ‘Bebaskan Keluarga dari Stunting Menuju Generasi Emas, Sehat, Cerdas dan Produktif’ yang dilaksanakan, di Hotel Salak Heritage, Jalan Ir H. Juanda, Jumat (10/3/2023) sore.
Kegiatan rembuk stunting dibuka langsung Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, Bunda Peduli Stunting Yantie Rachim dan Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor, Yane Ardian.
Dihadapan para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Bogor dan pengurus asosiasi profesi, Bima Arya menyampaikan harus ada cara pandang yang sama dalam percepatan pengentasan stunting sesuai arahan Presiden Joko Widodo dengan skema ‘Total Football’.
Untuk itu kata Bima Arya, dalam penanganan stunting ini semua harus menerapkan konteks urgensi dan penting.
“Istilah Total Football itu artinya semua harus siap menyerang, semua harus siap bertahan, semua stamina harus kuat, semua harus sempurna, jadi total semua harus bergerak. Itu analogi perumpamaan dari bapak presiden,” ujarnya.
Disamping itu, semua level dari kepala daerah dan dinas harus ikut bergerak secara sistematis dan terdata dalam percepatan stunting.
“Karena presiden tidak mau melewatkan bonus demografi. Pak presiden tidak mau kita gagal untuk mencapai target Indonesia emas 2045,” ujarnya.
Salah satu indikator percepatan penanganan stunting diantaranya adalah memberikan makanan tambahan dengan melibatkan para kelompok wanita tani maupun kelompok tani dewasa untuk juga bisa menyasar keluarga yang berpotensi stunting.
Selain itu lanjut Bima Arya, edukasi dan sosialisasi harus dilakukan dengan cara yang menarik sehingga bisa selalu diingat oleh masyarakat.
Intervensi lain yang bisa dilakukan untuk percepatan pengentasan stunting kata Bima Arya adalah di sektor pendidikan.
Untuk itu pihaknya meminta agar Disdik fokus menaikkan lama sekolah anak-anak di Kota Bogor untuk juga mencegah pernikahan dini.
Selanjutnya Bima Arya juga meminta agar ada penerapan aplikasi untuk memonitor semua kegiatan dan data yang juga bisa diakses oleh dinas dan wilayah.
Dalam kegiatan rembuk stunting ini juga dilakukan pemasangan selendang bunda peduli stunting dan penandatanganan MoU oleh delapan asosiasi profesi dalam percepatan penanganan stunting.
Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan rembuk stunting ini merupakan salah satu aksi dari delapan aksi konvergensi percepatan stunting.
“Rembuk stunting sebagai wahana untuk kita melakukan evaluasi apa yang sudah dilakukan kemudian juga melakukan kegiatan-kegiatan dan program-program yang kita lakukan di masa akan datang,” katanya.
Ada dua hal yang menjadi pengamatan dalam memperhatikan angka stunting, diantaranya adalah penanganan anak usia 2 tahun calon pengantin, ibu hamil atau keluarga yang berpotensi stunting.
“Sehingga percepatan ini yang harus kita tangani bersama. Karena jangan sampai kita melakukan treatment kegiatan untuk mengentaskan stunting, tapi malah muncul angka stunting baru dari kelompok yang kita kategorikan risiko stunting,” ujarnya.
Ke depan lanjut Sekda, Pemkot Bogor juga akan menerapkan aplikasi yang sudah diterapkan di Kabupaten Sumedang dalam upaya melakukan percepatan penanganan stunting.
“Ini secara nasional akan ditetapkan termasuk Bogor. Jadi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia dengan sistem Simpati yang saat ini baru 50 kota yang dijadikan sampel. Insya Allah ketika sudah ditandatanganinya MoU wali kota dan bupati Sumedang maka akan kita terapkan aplikasi Simpati ini,” katanya.