Breaking News

Pelajar SMK Yang Tewas Dianiaya Kelompok Pelajar SMK Lain di Cibadak, Ternyata Punya Cita-cita Bekerja Diluar Negeri

H. Akmaludin (Foto : dok)

FOKUSMEDIANEWS.COM, SUKABUMI – Masih hangat diingatan kita, peristiwa mengenaskan, salah seorang pelajar kelas XII salah satu SMK di Cibadak, tewas dianiaya sekelompok pelajar SMK lain yang menjadi rivalitasnya. Ternyata almarhum punya cita-cita untuk kerja diluar negeri setelah lulus sekolah.

Keinginan almarhum itu diungkap kakeknya H. Akmaludin, di kediamannya yang terletak di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Kamis (13/10/2022).

“Cucu saya itu punya keinginan besar, untuk bisa bekerja diluar negeri, selepas lulus sekolah,” kata Akmal.

Baca Juga :   Dari Tanah Suci Dedie A Rachim Doakan Kota Bogor Dijauhkan Dari Bala Bencana

Karena keinginan dari cucu tercinta itu, menurut Akmal (panggilan Akmaludian), ibu korban yang bernama Hani Handayani berangkat ke luar negeri untuk bekerja, agar mampu mewujudkan cita-cita almarhum.

“Sebetulnya, ibu korban sudah beberapa kali bekerja diluar negeri dan memutuskan tidak akan berangkat lagi, namun karena ingin membiayai cucu saya sekolah, terpaksa ibunya berangkat kerja ke Qatar,” ungkapnya.

Akmaludin juga menceritakan, ibu korban (Hani Handayani) yang sedang bekerja diluar negeri merasa sangat bersedih ketika mendengar kabar anaknya telah meninggal karena dianiaya.

Baca Juga :   242 Peserta Ikuti Gowes Tour de Zero to Zero, Tempuh Jarak 123 KM Dari Kota Bogor ke Bandung

Dengan suara yang bergetar menahan rasa sedih, Akmaludin mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Kapolres Sukabumi AKBP Dedy Darmawansyah, yang telah peduli dan empati terhadap kejadian yang menimpa cucu dan keluarganya. Apalagi dirinya mendengar bahwa para pelaku telah berhasil ditangkap oleh Polres Sukabumi.

“Terimakasih kepada Kapolres Sukabumi yang telah menangkap para pelaku yang menganiaya cucu saya, semoga para pelaku didapat diproses hukum dengan seadil-adilnya,” tuturnya.

Baca Juga :   Kampung Munjul Lokasi P2WKSS di Kota Bogor, Ditinjau Bima Arya dan Yane Ardian

Akmaludin berharap, kejadian yang menimpa cucunya itu tidak terjadi lagi. Sehingga, tidak ada lagi pelajar yang mati sia-sia, seperti apa yang dialami cucunya.

“Kalau mengenang cucu saya, selalu ingin menangis. Kami sangat dekat dan sudah lama tinggal bersama, karena kedua orang tuanya berpisah. Secara peribadi saya sudah ikhlash, namun hukum harus tetap ditegakkan,” ucap Akmaludin dengan wajah penuh kesedihan.

Editor : Anom Nurzain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *