FOKUSMEDIANEWS.COM, KAB SUKABUMI – Stunting bukanlah sekadar masalah kesehatan semata, tetapi juga merupakan masalah multidimensional yang memengaruhi aspek-aspek penting dalam kehidupan manusia, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga produktivitas ekonomi. Oleh karena itu, upaya percepatan penanganan stunting membutuhkan kolaborasi dan koordinasi yang kuat dari semua pihak terkait.
Hal itu disampaikan Wakil Bupti Sukabumi H. Iyos Somantri saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Sukabumi Tahun 2024, Selasa (30/04/24), di Pendopo Sukabumi.
“Melihat hasil survei kesehatan indonesia (SKI) tahun 2023 yang dilaksanakan oleh kementrian kesehatan pada agustus 2023 lalu menunjukkan prevalensi stunting di Kabupaten Sukabumi sebesar 27%. Prevalensi turun 0,5% dari tahun 2022,” ujar Wabup.
H. Iyos Somantri memandang, rakor menjadi momen penting untuk melakukan evaluasi terhadap data prevalensi stunting Selanjutnya, evaluasi terhadap data keluarga resiko stunting, kasus stunting dan cakupan intervensi spesifik maupun sensitif per desa se-Kabupaten Sukabumi.
“Evaluasi sangat penting untuk menguatkan komitmen bersama antara para perangkat daerah maupun seluruh pihak dalam menurunkan angka stunting ditahun 2024,” tambahnya
Wabup mengingatkan peserta rakor, dalam penanganan stunting tahun depan fokus menyasar desa-desa lokus prioritas percepatan penurunan stunting tahun 2024 yang berjumlah 53 desa dan 1 kelurahan di 23 kecamatan.
“Saya berharap dengan adanya rakor ini bisa menurunkan angka stunting, sehingga Kabupaten Sukabumi Zero New Stunting akan terwujud,” pungkasnya. (*Budi Darmwan)