FOKUSMEDIANEWS.COM, KOTA BOFOR – Wali Kota Bogor, Bima Arya menerima penghargaan sebagai Wali Kota Kreatif, Inovatif dan Aspiratif dari Universitas IBN Khaldun (UIKA). Penghargaan ini diberikan kepada Bima Arya bersamaan dengan wisuda ke-77 program sarjana, magister dan doktor di Puri Begawan, Kota Bogor, Selasa (12/12/2023).
Rektor UIKA Bogor Mujahidin mengatakan, setiap tahun Universitas Ibn Khaldun Bogor memberikan penghargaan berupa apresiasi piagam kepada para tokoh yang telah berkontribusi memajukan Kota Bogor dan UIKA melalui program UIKA Award. Di 2023 UIKA memberikan dua sertifikat penghargaan kepada dua tokoh. Salah satunya kepada Bima Arya selaku Wali Kota Bogor yang selama menjabat telah sukses memberikan kontribusi bagi kemajuan Kota Bogor dengan berbagai inovasi dengan karya inovatifnya.
“Kami mencatat ada 368 penghargaan yang telah pak wali raih. Mulai dari penghargaan regional, penghargaan provinsi, penghargaan nasional dan penghargaan internasional. Kami yakin dibalik prestasi yang telah diraih ada kerja yang menghasilkan karya sehingga di akhir masa jabatan pak wali kami memberikan penghargaan sebagai Tokoh Inovator dan Inspirator 2023,” jelasnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Bima Arya menyampaikan, seringkali mendengar kata-kata yang sering diucapkan akademisi, yakni pengetahuan adalah kekuasaan. Tapi tidak semua manusia ketika memiliki pengetahuan otomatis memiliki kekuasaan.
Bima Arya mengatakan, ada manusia-manusia yang ilmunya mengantarkan mereka menuju kekuasaan, kemuliaan dan kehormatan, tapi mungkin jauh lebih banyak manusia yang berpengetahuan dan berilmu tapi tidak lantas mendapatkan kekayaan, kemuliaan dan kekuasaan.
“Ada yang kuliah 4 tahun melesat di panggung terhormat, ada yang kuliah 15 tahun sampai profesor tapi tidak berkuasa dan tidak terhormat. Pengetahuan adalah kekuasaan, ini perlu disertai dengan prasyarat dan prakondisi agar kemudian pengetahuannya itu manfaat, berkah, maslahat dan mengantarkan mereka pada kekuasaan untuk kebaikan,” ujarnya.
Menurut Bima Arya, ada dua faktor utama dari pengetahuan adalah kekuasaan ini, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terletak pada mindset. Hanya orang-orang dengan open mindset dan bukan fix mindset yang pengetahuannya akan terus berkembang memberi kebaikan dan mungkin berujung pada kekuasaan yang maslahat.
“Sejarah dunia mencatat tokoh besar yang dihormati, dimuliakan karena ilmunya adalah orang-orang yang selalu berkembang pemikiran dan gagasannya, terbuka karakternya, terus belajar, bukan saja belajar di kampus tapi belajar di universitas kehidupan yang sesungguhnya,” jelasnya.
Faktor kedua, lanjut Bima Arya, ada faktor eksternal. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Gagasan tumbuh tidak mungkin hanya dari ikhtiar sendiri, namun karena ada proses dialektika (dialog dua arah) serta tidak ada inovasi yang tumbuh sendiri melainkan semua karena respon situasi dan lingkungan.
“Mari kita jaga dua hal tadi, kita pastikan jadi manusia yang berpendidikan dan open mindset. Kita sama-sama jaga kebebasan bicara, berekspresi, mengkritisi dan ekosistem yang saling menginspirasi. Kolaborasi dan inovasi adalah jalan mencapai impian kita bersama,” jelasnya. (*Rls)